3 Centimeter Yang Menyiksa


.

Namaku Ferdy Anggoro. Diusiaku yang ke 28 tahun, aku terhitung sebagai lajang yang sukses. Memiliki karier yang mapan sebagai Public Relation sebuah Club ternama di Jakarta. Karier mapan, materi berlimpah, penampilan fisik yang nyaris sempurna, setidaknya begitulah yang selalu dikatakan oleh hampir sebagian orang yang mengenalku.

Memiliki karier sebagai Public Relation sebuah Club ternama, tinggal disebuah apartement dikawasan elite Kemang, punya mobil sport keluaran terbaru, body prima yang selalu di olah di Gym ternama daerah Semanggi, dengan perawatan kulit Dokter pribadi, hampir mendekati sempurna hidupku ini.

Tapi Tuhan memang Maha Adil. Di setiap kelebihan yang dimilki umat-Nya, selalu saja ada kekurangan. Dan aku, sampai detik ini, belum sekalipun cinta menghinggapi diriku. Mustahil memang jika dengan segala yang aku punya, tak ada satu lawan jenis pun yang mengisi hatiku. Banyak sekali wanita yang mencoba mendekatiku, dan hampir semuanya merupakan wanita idaman para lelaki. Tapi entah kenapa, aku tak pernah bisa mencoba menjalin hubungan dengan wanita-wanita itu.

Ada yang salah dengan diriku. Ya, aku sadar betul akan hal itu. Aku betul-betul tak sanggup melawan hal tersebut. Aku juga tak tahu bagaimana aku bisa mengatasi permasalahan itu..

Tracy, 25 tahun, terlahir dari Ibu yang berdarah Yogya dan Ayah yang asli Brazil. Sebagai wanita, Tracy benar-benar luar biasa! Aku baru mengenalnya beberapa hari yang lalu, saat aku sedang mengembalikan video yang aku rental ketempat penyewaan video. Ternyata, Tracy sudah menunggu film yang aku pinjam itu. Disitu akupun memberanikan diri mengenalnya. Luar biasa, bukan hanya wajah dan kulitnya yang lembut. Tapi suara dan tutur katanya, mengalahkan lembutnya kapas atau salju.

Entah kenapa, setelah pertemuan itu aku jadi sering memikirkannya. Banyak alasan pun aku ucapkan, hanya untuk sekedar mengajaknya makan siang atau nonton film terbaru. Ada getar-getar tak tertahankan di dada, setiap aku berada disampingnya. Apakah ini yang dinamakan cinta??

Semakin hari, semakin sering bertemu dengan Tracy, rasa di hati ini semakin tak terbendung lagi. Tracy pun tanpa perlu aku mengucapkan kata-kata keramat cinta, dia sudah mengetahui isi hatiku yang sebenarnya. Ada respon positif yang aku dapat darinya. Sampai akhirnya, Tracylah yang memiliki inisiatif untuk membicarakan hal ini secara serius.

"Sepertinya kita harus mulai memikirkan langkah kedepan dari hubungan kita Fer. Karena, nggak mungkin juga kalo kita cuma seneng-seneng aja kayak ABG!", ucap Tracy.

"Betul juga, tapi aku belum siap!", ujarku.

"Apa lagi yang membuat kamu belum siap? Apa kamu masih ragu denganku?", tanyanya.

"Bukan itu. Justru aku masih ragu dengan diriku!", jelasku.

"Ragu kenapa?", tanya Tracy.

"Aku ragu, apakah aku bisa berkata jujur padamu tentang kondisiku yang sebenarnya", kataku.

"Kamu ngomong apa sih? Jujur apaan? Jangan bilang kalo kamu Gay!", Tracy jadi terlihat kesal.

Aku pikir, sekarang saatnya aku menyelesaikan masalah dengan diriku ini. Aku harus jujur pada gadis yang aku cintai ini.

"Jujur, seumur hidup aku belum pernah pacaran. Kamu tahu itu kan? Tapi kamu nggak tahu kenapa aku bisa seperti itu. Aku hanya merasa takut, takut jika wanita yang aku cintai akan lari meninggalkanku jika dia tahu, bahwa waktu aku kecil 'burungku' terpotong lebih tiga centimeter pada saat disunat!!!"

***