A Love That Will Last...


.

Jakarta, 13 January 2005


Beep..Beep..

Sebuah pesan masuk ke telephon selularku.Ah...ternyata dari Dinar, teman kuliahku. Dia menanyakan keadaanku saat ini. Sudah lima hari ini aku memang tidak masuk kuliah. Malas! Itu alasanku pada orang rumah tiap kali mereka menanyakan kenapa aku tidak pergi kuliah.

Sejujurnya, bukan karena itu aku tidak pergi kuliah. Ada hal yang sangat mengganggu pikiranku. Membuatku tak habis berpikir, kenapa aku sampai bisa merasakan dan memikirkan hal yang sama sekali tidak seharusnya dipikirkan dan dirasakan. Ah...Aku pusing! Aku sendiri tak mengerti kenapa?!?!

Jakarta, 14 January 2005

Siang ini Jakarta sangat panas. Sebetulnya wajar jika Jakarta panas. Toh selama ini memang begitu cuaca Jakarta. Tapi entah kenapa aku merasa Jakarta jauh lebih panas dari biasanya. Itu memaksaku hanya memakai celana pendek dan t-shirt untuk menemui Dinar. Ya, siang ini Dinar mengajakku nonton di Taman Anggrek 21. Jujur, aku malas sekali. Karena aku yakin dia pasti akan mencecarku dengan banyak pertanyaan seputar kenapa aku tidak kuliah selama bebrapa hari kemarin.

Mulanya Dinar mengatakan padaku bahwa dia juga akan mengajak Damar, sahabatku. Tapi aku melarangnya. Aku tidak mau bertemu dengan Damar, karena dialah alsan utama kenapa aku tidak pergi kuliah. Aku tidak mau bertemu dengan Damar.

“Udah lama Josh?”, suara Dinar mengejutkanku.

“Umm...yah lumayan. 10 menitanlah!”, jawabku.

“Kita mau nonton apa neh Din?”

“Nontonnya nanti aja ya Josh, sekarang gimana kalo kita cari tempat ngobrol dulu?”

“Ya udah! Kita ke Music Café aja yuk, kebetulan aku juga belum makan.”, ajakku.

Kamipun langsung melangkah menuju Music Café yang terletak tak jauh dari bioskop. Aku pun langsung memilih tempat favouritku di pojok kiri dekat jendela. Disitu biasanya aku menghabiskan waktuku dikala aku jenuh menjalani hidup ini. Sambil menyantap Banana Split kesukaanku dan melemparkan pandanganku keluar jendela, menikmati sibuknya bagian barat kota Jakarta.

“Nasi Goreng Seafood satu sama Ice Lemon Tea”, pesanku pada pelayan yang sudah langsung menghampiri kami.

“Kamu Din?”, tanyaku pada Dinar yang duduk tepat didepanku.

“Aku nggak makan deh, nemenin kamu aja.”, jawabnya.

“Ah…Nggak seru! Masak aku makan sendirian? At least kamu minum gitu?”, pintaku.

“Ya udah, aku pesen Orange Juice aja deh!”

“Umm…minta Banana Splitnya juga Mbak, satu!”, tambahku.

“Ih, kamu tuh ya!Dasar babi beruang, kalo makan banyak banget. Makin gembul aja lho nanti.”, ledek Dinar.

“Ah, gembul-gembul begini banyak yang naksir lho!!”, belaku sambil bercanda.

Dinar tertawa lepas sambil mencubit lenganku lembut. Ah…Dia terlihat semakin cantik kalau tertawa. Wanita paling sempurna yang pernah aku kenal. Cantik, pintar, berkepripadian baik, ah..Typikal idaman para pria.

“Josh, ada yang mau aku omongin ke kamu!”, tiba-tiba Dinar membuyarkan lamunanku.

“Mau ngomong apa? Asal jangan bahas kenapa aku nggak kuliah kemarin-kemarin ini. Aku malas jawabnya!”, pintaku.

“Nggak kok! Aku nggak akan tanya itu. Ada hal yang ingin aku sampein ke kamu.”, jawabnya.

“Apaan seh? Kok kayaknya serius banget?”, tanyaku.

“Umm…Aku mau tau, sebenarnya selama ini kamu ada sedikit perhatian nggak sama aku? Eh…Maksudku…Aduh!! Maksudku…”

Dinar tampak kikuk sekali. Wajah putihnya tampak memerah.

“Kamu mau nanya apa she Din?” tanyaku. “Kok aku malah jadi bingung. To the point aja deh. Kamu kan tau aku nggak suka basa-basi.”

“Aku mencintaimu Josh!”

Ya Tuhan! Apa-apaan ini? Tanyaku dalam hati..

Aku berlari mengejar Dinar, berusaha mengejarnya yang berlari meninggalkanku keluar Mall. Hatinya pasti hancur mendengar jawabku tadi. Belum sempat aku menyusulnya, tiba-tiba dari arah kanan sebuah Honda Jazz melaju kencang dan menubruk mahluk tercantik yang pernah aku kenal. Hatiku hancur melihatnya. Aku berlari menghambur kearah kerumunan orang yang sudah ramai menonton tubuh Dinar yang tergolek tak berdaya. Kupeluk tubuhya yag berlumuran darah. Ada rasa penyesalan terbersit di dada.

Ya Tuhan! Dia membawa cintanya sampai mati. Dinar, maafkan aku…Bukan ku tak menyukaimu. Tapi aku mencintai orang lain. Maafkan aku…



::: Wah..Nyoba nulis neh. Abis semua orang pada bikin cerita sendiri-sendiri. Jadi gw juga bikin, ajang pembuktian pada diri sendiri bahwa gw juga bisa nulis gitu loch:-p Masih standar bgt emang, dari mulai jalan ceritanya, pemilihan katanya, sampai gaya penulisannya. cus gw pemula yg tingkatnya dibawah amatir hehehe...Ditunggu hinaan dan celaannya hehehe....